Sabtu, 15 Februari 2014

Arti angkatan ’09, ruang A Bagiku

Ruang A, nama kelas yang aku diami selama bertahun-tahun dibangku kuliah.  Ruang A, kelas yang menyatukan perbedaan dengan satu ikatan. Kelas A, kelas yang berdiri dibawah naungan Prodi Ekonomi Pembangunan.  Ruang A, terlalu banyak definisi jika aku jelaskan secara terperinci disini. Yang jelas, Ruang A adalah nama kelasku. Titik. Delapan semester bukan waktu yang sebentar memang jika dikalkulasi, namun dalam jalinan persahabatan yang ada selama empat tahun, terlalu singkat bahkan teramat singkat.
Ruang A putra, aku tahu kita tak terlalu dekat, bahkan untuk ukuran seorang sahabat kita terlalu jarang berkomunikasi. Aku tahu, aku hanya mengobrolkan masalah presentasi, diskusi, sebab dosen tidak masuk, ada acara di GOR, dan hal-hal sejenisnya. Aku tahu, aku jarang bercanda dengan kalian. Aku tahu, aku introvert dimata kalian. Yang perlu kalian tahu, aku tidak tahu bagaimana cara berinteraksi dengan kalian. Aku tidak tahu bagaimana seharusnya bersikap. Aku tidak tahu, maka dari itu aku diam. Tapi kalianlah sahabat paling asyik saat diskusi dalam presentasi. Dengan sebuah makalah didepan kelas, aku menyampaikan materi dan dalam sesi tanya jawab kalian begitu bersemangat mengacungkan tangan. Mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan berbobot, dan aku menjawabnya. Perselisihan yang berkepanjangan melahirkan dua kubu dalam diskusi. Aku nyerocos begitu saja, kalian juga tak kalah nyerocos. Kelas serasa hidup dan panas. Aku bertahan dengan pendapatku, kalian juga bertahan dengan pendapat kalian, hingga otak kita sama-sama berkeringat. Hanya ada satu kata dari kalian untukku saat aku mulai nyerocos, “SLOW”, aku masih ingat itu. Memang kekuranganku, tanpa dikontrol alias secara refleks aku akan berbicara begitu cepat. Dari kalian aku belajar banyak hal, diantaranya tentang sesuatu yang tidak memiliki teori dan tidak bisa ditemukan dibuku.
Ruang A putri, aku tahu kita ber tiga terlalu dekat. Kalian seperti sedarah denganku. Aku masih ingat betul, kalian meramaikan suasana dengan makan-makan, mengerjakan tugas, ngobrol. Aku masih ingat betul, topik-topik yang pernah kita bicarakan. Aku tahu, kalian mengerti aku yang sebenarnya, rame – cerewet – lebay dan apalah terserah kalian. Saat jeda diantara dua matakuliah, kalian pasti singgah dipesantrenku. Shalat, ngisi perut, rujakan, dll. “novi...” itulah jeritan, panggilan, teriakan kalian saat melihat sosokku. Lama sudah aku tidak mendengarnya. Hanya sesekali, saat bertemu dengan salah satu diantara kalian. Kalian begitu mengerti prinsip hidupku, yang selalu kalian dukung untuk mempertahankannya. Melalui waktu tanpa kalian rasanya seperti memiliki handphone tanpa pulsa. Handphone itu hanya bisa untuk menerima panggilan dan pesan saja. Hmmm... aku tidak menyangka akan sebegini kehilangannya saat selesai kuliah. Aku kira akan biasa saja, ternyata tidak.
Kelas A putra putri, seperti apapun hidup kita nanti, jangan pernah lupakan kelas A. Aku mengharapkan dan mendo’akan yang terbaik untuk kita semua. Aku ingin, saat sepuluh tahun lagi kita bertemu ditahun 2024, personil  kelas A masih lengkap dan membawa kesuksesan dan keberhasilannya masing-masing. Ingat, kita dikatakan sukses dan berhasil bukan dari mobil apa yang kita bawa nanti, bukan jumlah kartu debit didompet kita, bukan luas ukuran rumah kita, dan juga bukan berapa jumlah gaji yang kita terima. Tapi, kita dikatakan sukses dan berhasil dari berapa ilmu yang sudah kita amalkan/terapkan, berapa senyum yang sudah kita hadirkan, dan berapa kali kita membanggakan negara,, agama, keluarga, dan sahabat.

Tidak ada komentar: