Selasa, 18 Maret 2014

Ketika Cinta Menyapa

Kepada dirimu
Yang bernama selalu di hati setiap Hari

            Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama – lamanya. Salam penghormatan kasih dan cinta yang tiada pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa.
Ntah dari mana aku mulai dan menyusun kata – kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada didalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada dihadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.
            Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian tiada memiliki siapa - siapa kecuali Allah didalam dada, kaulah orang yang pertama datang memberikan rasa simpatimu dan kasih sayangmu. Aku tahu kau telah menitikkan air mata untukku.
Ketika orang - orang disekitarku nyaris hilang kepekaan mereka dan masa bodoh dengan apa yang menimpa pada diriku karena mereka diselimuti rasa bosan dan jengkel atas apa kejadian yang sering berulang menimpa diriku, kau tidak hilang rasa pedulimu. Aku tidak memintamu untuk mengakui hal itu. Karena orang ikhlas tidak akan pernah mau mengingat kebajikan yang telah di lakukannya. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang saat ini kudera dalam relung jiwa.
Anggap saja saat ini aku sedang mencium kedua telapak kakimu dengan air mata haruku. Kalau kau berkenan dan Tuhan mengizinkan aku ingin jadi abdi dan budakmu dengan penuh rasa cinta. Menjadi abdi dan budak bagi orang shaleh yang takut kepada Allah tiada jauh berbeda rasanya dengan menjadi puteri di istana raja. Orang shaleh selalu memanusiakan manusia dan tidak akan menzaliminya. Saat ini aku masih dirundung kecemasan dan ketakutan jika bundaku mencariku dan akhirnya menemukan ku. Aku takut dijadikan santapan serigala.
            Sebenarnya aku merasa tiada pantas sedikitpun menuliskan ini semua. Tapi rasa hormat dan cintaku pada mu yang tiap detik semakin membesar didalam dada terus memaksanya dan aku tiada mampu menahannya. Aku sebenarnya merasa tiada pantas mencintaimu tapi apa yang di buat oleh makhluk dhaif seperti diriku.
            Dalam hatiku, keinginanku sekarang ini adalah aku ingin halal bagimu. Islam memang telah menghapus perbudakan, tapi demi rasa cintaku padamu yang tiada terkira dalamnya terhujam didada aku ingin menjadi budakmu. Budak yang halal bagimu, yang bisa kau seka air matanya, kau belai rambutnya dan kau kecup keningnya. Aku tiada berani berharap dari itu. Sangat tidak pantas bagi gadis miskin yang nista seperti diriku berharap menjadi isterimu. Aku merasa dengan itu akan menemukan hidup baru yang jauh dari makian, kecemasan, ketakutan, dan kehinaan. Yg ada dibenakku adalah meninggalkan S***a. aku sangat mencintai S***a tanah kelahiranku. Tapi aku mersa tidak bisa hidup tenang dalam satu bumi dengan orang - orang yang sangat membenciku dan selalu menginginkan kesengsaraan, kehancuran dan kehinaan diriku.
            Wahai orang yang lembut hatinya. Apakah salah aku menulis ini semua ?? segala yang saat ini menderu di dalam dada dan jiwa. Sudah lama aku selalu menanggung nestapa hatiku selalu kelam oleh penderitaan. Aku merasa kau datang seberkas cahaya kasih sayang. Belum pernah aku merasakan rasa cinta pada seseorang sekuat rasa cintaku pada dirimu. Aku tidak ingin menganggu dirimu dengan kenistaan kata - kataku yang tertoreh dalam lembaran kertas ini. Jika ada yang bernuasa dosa semoga Allah mengampuninya. Aku sudah siap seandainya aku harus terbakar oleh panasnya api cinta yang pernah membakar Laila dan Majnun. Biarlah aku jadi Laila yang mati karena kobaran cintanya. Namun aku tidak berharap kau jadi Majnun. Kau orang baik, orang baik selalu disertai Allah. Do’akan Allah mengampuni diriku. Ma’af atas kelancanganku.

Wassalam.
Yang dirundung nestapa, Novi.

.
Dikutib dari Novel Ayat-ayat Cinta dengan pengubahan seperlunya

2 komentar:

beething mooo mengatakan...

ehem..... :)

Catatan kecilku mengatakan...

hehehe. pasti ka Arie jadi iri, hehehehe.